ku intip enkau dari balik kaca.
lusung baju berselendang doa-doa.
kukenang dulu lengan yang kekar.
sekarang berubah kendur memudar.
kuintip enkau dari celah cendela.
tak berubah,lusung baju itu menyiksa.
tak menyiksa ragamu tapi nestapa bagiku.
enkau-enkau mungkin separuh surgaku.
tak tega melihat surga di tengah neraka.
bak nyayian rintih malam yang kelam.
ingi kubersumpah enkau ayah pasti berubah.
tak akan kau pikul lagi sarat berat duniawi.
ini aku anakmu yang kau anggap pelita.
tak akan hanya menjadi pelita.
aku juga akan menjadi pelangi.
penghibur doa air mata.
di balik kaca itu hujan september.
menyeruak doa-doa di bibir surga.
aku berjanji enkau-enkau tak akan selamanya.
menanggng beban untuk pelita tercinta.
by :panji 8 september,2014
Minggu, 07 September 2014
untuk dia
Sepi menyayat hati tak ada lagi pengganti ramai.
Nestapa tak surut didada sesak terasa.
Kemana pergi bayu biru
Yang biasa mengelus nyilu rindu.
Rinduku sudah kutanak matang
Tingal kutuang kedalam mimpi.
Semoga kau mengerti.
lampung,30 agustus 2014
by:panji
Nestapa tak surut didada sesak terasa.
Kemana pergi bayu biru
Yang biasa mengelus nyilu rindu.
Rinduku sudah kutanak matang
Tingal kutuang kedalam mimpi.
Semoga kau mengerti.
lampung,30 agustus 2014
by:panji
Langganan:
Postingan (Atom)